cari apa dalam hidup
Selasa, 29 April 2008

Media = Penjajah Pikiran

Dampak yg dihasilkan oleh media sehingga masyarakat seperti terjajah oleh media itu sendiri salah satunya dipengaruhi oleh apa yang disebut “Data Trap”. Data trap adalah kesalahan yang dibuat oleh produsen dalam membaca apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen melalui media massa.
Analoginya misalnya, banyak konsumen membeli brownies kukus yang banyak dijual di pasaran kota Bandung saat ini. Produsen membaca fenomena tersebut sebagai larisnya produk yang bernama brownies kukus, padahal konsumen membeli produk tersebut karena tidak ada choice lain yang bisa dibeli.
Hal ini terjadi di banyak bidang, salah satunya dalam penggunaan produk yang disebabkan juga karena kontribusi media yang gencar dalam penyebaran iklan dan sebagainya. Andai saja sebuah produk tidak terkait dengan apa yang disebut dengan iklan dan persepsi masyarakat, mungkin sekali bahwa masyarakat saat ini tidak akan memiliki homogenitas atas produk-produk yang beredar.
Homogenitas yang terjadi saat ini juga akibat ikut andilnya media dalam ‘meracuni’ pikiran dan selera masyarakat luas. Banyaknya media yang beredar baik cetak maupun elektronik, serta keseragaman informasi yang disajikan walaupun dalam format berbeda menyebabkan masyarakat menjadi sama, sama pikiran, sama gaya, sama persepsi, sama keinginan, semua sama. Alangkah anehnya semua hampir semua penduduk menjadi sama hanya karena terpaan media yang tidak lagi mengutamakan unsur edukatif.
Gw minjem istilah Benjamin R. Barber yaitu McWorld. McWorld merupakan produk budaya populer Amerika yang dimunculkan pada dekade 1950-an dan 1960-an dan dikendalikan oleh kepentingan komersial yang ekspansif. Panduannya berupa musik, film, video, buku, dan pasar hiburan dimana kesemuanya saat ini semakin meningkat dan dikonstruksi sebagai citra ekspor yang menciptakan cita rasa umum terhadap seluruh logo, slogan iklan, bintang, lagu, brand, jingle, dan merk dagang.
Lihat saja masyarakat saat ini menganggap bahwa apa yang banyak dipakai/dikonsumsi masyarakat adalah yang terbaik, sehingga banyak orang-orang yang sebenarnya tidak butuh bahkan tidak menyukai apa yang banyak dikonsumsi orang lain itu ikut-ikutan dikonsumsinya. Inilah bukti bahwa apa yang ditampilkan dalam media merupakan bentuk imperialisme pada masyarakat juga, hingga mengakibatkan pikiran mereka terjajah tanpa sadar.
Dorongan konsumeristik yang dipicu oleh media tersebut pada akhirnya menuju ke 'keseragaman di seluruh bumi' yang tak pelak lagi akan berujung pada 'standardisasi hidup' di seluruh dunia. Bwt gw lucu dan aneh aj seandainya seluruh manusia menggunakan produk dan mengikuti ritual yang sama di belahan bumi manapun akibat terhegemoninya jiwa dan pikiran mereka.
Pada satu sisi, kuatnya logika kultural dari kapitalisme global memang harus diakui. Namun bukan berarti bahwa keberagaman yang ada di bumi ini juga harus ditakdirkan secara buatan menjadi lenyap.
Kemampuan elektronik maupun cetak dalam memproduksi dan menyebarkan informasi (mediascapes) menjadi salah satu dimensi konseptual kapitalisme, selain ideoscapes, technoscapes, dan sebagainya, yang menyebabkan arus kultural global/kapitalisasi masyarakat terjadi.
Iklan, merupakan salah satu alat pemasaran sekaligus penghegemonian yang paling ampuh memangsa masyarakat. Dari iklan, produk yang tidak diketahui menjadi dikenal masyarakat. Banyak produsen mengalami peningkatan penjualan setelah memproduksi iklan. Tanpa iklan, produsen merasa seperti produsen tanpa apa-apa, karena iklan merupakan senjata yang ampuh dalam pencapaian target konsumen dan penjualan.
Masalahnya, saat ini iklan yang ada banyak melupakan unsur realita dan edukasi bagi masyarakat. salah satu pembentuk kesadaran palsu adalah apa yang pada awalnya dimulai dari penyajian iklan. Harusnya iklan yang dibuat dan dipublikasikan mengutamakan kebenaran informasi atau persepsi apa yang akan timbul dari iklan tersebut, sehingga tidak menyesatkan konsumen dimana kenyataannya masih banyak konsumen yang minim informasi dan pengetahuan.
Sayangnya lagi, YLKI sebagai lembaga perlindungan konsumen belum (semoga menjadi akan) memiliki program pengawasan khusus untuk etika iklan ini. Yang bisa dilakukan adalah sekedar mengkritisi melalui media cetak dan elektronik/internet tentang apa yang tampak merugikan dan menyesatkan konsumen.
Mengapa iklan menjadi salah satu masalah bahkan penyebab melajunya kapitalisme dan homogenisasi masyarakat? Karena apa yang ditampilkan oleh iklan begitu berpengaruh terhadap persepsi masyarakat yang melihat iklan tersebut. Awalnya dilihat sendiri, lalu diperbincangkan dengan orang lain, dengan kelmpok lain, dan lama-lama timbul kesamaan persepsi dan minat terhadap produk yang diiklankan. Masyarakat dibuat seakan-akan keadaan yang terjadi dan mereka rasakan akibat gencarnya iklan yang ditampilkan adalah hal yang sangat wajar dan mau diapakan lagi.
Pembuat iklan bisa saja berdalih bahwa membuat iklan yang menarik merupakan hak kreatif dan sebagainya. Tetapi kepentingan masyarakat dan dampak yang diperoleh masyarakat dalam lingkup yang besar harus dipikirkan. Pembuat iklan yang baik harusnya juga memikirkan tanggung jawab moral bagi masyarakat yang diterpa oleh iklan tersebut.
Dari sisi pembuat iklan mungkin akan merasa kekreativitasan mereka dihambat dan menyulitkan mereka dalam menyampaikan pesan jika dituntut harus tetap edukatif, tidak mengkapitalisasi, dan mengacu pada realita serta persepsi yang akan timbul dari masyarakat. tetapi kita kembalikan lagi bahwa masyarakat saat ini juga sudah banyak yang pintar, dalam artian oke jika belum semua pintar dalam mencerna iklan, tetapi masyarakat sekarang sudah pintar dalam memilih dan menggunakan suatu produk yang baik tanpa harus diterpa oleh iklan yang tidak mendidik hingga muncullah homogenitas selera tersebut semata-mata agar dianggap layak oleh orang lain, padahal belum tentu ia sendiri berlebih untuk membeli suatu produk yang diiklankan.

Label:



07.44




Her

My Unkymood Punkymood (Unkymoods)

Name: Wieke
Birthday: July 7th
unpredictable


Tagboard


Free chat widget @ ShoutMix




Them

karina
mingko
budevan
irfan
omwenats
media
callista
amad
ucazz


Past

April 2008 Mei 2008 Juni 2008