|
Jumat, 18 April 2008 puan cinta tuan Klo jaman dulu para perempuan mmperjuangkan kesetaran y wajar lah yaa.. pengen bs ngrjain apa yg dikerjain laki-laki.. kalo skrg? Aplg yg mo dituntut? Bukannya justru g ad yg perempuan g bisa dibanding laki-laki? malah laki-laki yg byk g bs ngrjain yg perempuan bisa.. tp mreka g pd nuntut tuhh.. Gw suka heran, knp mesti mati2an brjuang mnuntut kstaraan dgn para mas-mas dan bapak-bapak? Tohh perempuan juga dah diciptakan boleh melakukan pekerjaan apapun, memilih apapun, menjadi apapun.. g usah nuntut..mending tunjukin aj klo perempuan mampu ini itu, slesai kan.. holaa! lets show to the world, not say to the world.. Perempuan dan laki-laki dah punya kodratnya masing2.. mnurut gw yg nuntut ksetaraan itu y brati msh ngrasa dlm keadaan blm sama tara n sedang merasa tertindas.. nahh sebab blm sama tara dan tertindasnya itu ap coba.. mnurut gw y akibat perempuannya sendiri yg g mnsyukuri apapun yg bs mreka lakukan, terlebih yg laki-laki g bisa.. jaadi? Pergilah kau feminis.. :) Kalau masalah kekerasan, baik fisik nonfisik, simbolik nonsimbolik, ya lawan.. perempuan kan juga dianugerahi kekuatan yg sanggup utk mnghindari dan melawan kekerasan.. jadi masalahnya apalagi? Sadar g sih, perempuan itu sama aj ky laki-laki: manusia yg hidup dgn bekal kemampuan memilih dan memutuskan apa yg pantas ia peroleh dalam hidupnya.. kalau dia memilih tersubordinasi y pd akhirnya ia akan merasa bahwa laki-laki adalah saingan terberat spanjang hidupnya, tetapi jika memilih sejajar dengan laki-laki maka g ad ktakutan untuk menjadi manusia dengan title makhluk subordinasi. |
Her ![]() Name: Wieke Birthday: July 7th unpredictable Tagboard Them
Past |